Pernah
berucap pada anak kalau dia sudah bisa jalan dengan baik nanti ibuk ajak
jalan-jalan ke Wonosobo. Sebenarnya sih
sejak umur 12 bulan dia sudah bisa jalan dengan baik. Namun karena beberapa hal
ditambah dengan cuaca yang tak menentu jadi rencana itu baru terwujud diusianya
yang ke 20 bulan.
Kenapa
ke Wonosobo? Karena setelah menikah saya tinggal di daerah perbatasan
Temanggung-Wonosobo, tepatnya di desa Canggal (ikut suami) dan saya belum
pernah ke Wonosobo. Canggal merupakan desa di kaki Gunung Sindoro. Jalur
alternatif Temanggung-Wonosobo melewati desa ini. Pemandangannya bagus. Puncak
Bogor mah lewaaaattt hehhehe. Jalur ini juga melintas di tengah kebun teh (daerah
Tambi). Jangan sungkan untuk istirahat sejenak sambil menikmati udara sejuk dan
eloknya pemandangan.
Setelah
melewati kebun teh Anda akan menemuni sebuah pertigaan. Ke kanan merupakan
jalur menuju kawasan Dieng, sedangkan ke kiri menuju kota Wonosobo. Perjalanan
ke Dieng kami jadwalkan lain waktu, sambil si kecil tumbuh lebih besar. Kami
ambil jalur ke kiri, menuju kota. Ikuti saja jalur itu, dan sampailah kami di
pusat kabupaten Wonosobo, di Alun-alun. Kebetulan di sana sedang ada pentas
seni dalam rangka ulang tahun Kodim. Kami jalan santai mengitari alun-alun,
menikmati tempe kemul khas Wonosobo sambil menyaksikan pentas seni.
Agak
mendung, kami bergegas melanjutkan perjalanan. Rute yang kami pilih adalah
memutar. Dari alun-alun kami menuju kecamatan Kertek, melewati jalur bus
Wonosobo-Temanggung. Singgah sebentar di rumah kerabat di daerah Reco, dekat
dengan Kledung Pass yang merupakan daerah di antara 2 gunung, gunung sindoro
dan gunung Sumbing. Kalo cuaca cerah, 2 gunung ini bisa terlihat jelas dan anda
serasa berada di lembah 2 gunung sekaligus. Di sini anda juga bisa melihat
tanaman kentang (mirip sama tomat loooh…masih satu famili...Solanaceae). Dari Kledung turun menuju Parakan,
kemudian Ngadirejo. Lalu naik gunung lagi menuju Canggal. Tunai sudah janji
saya mengajak jalan-jalan si kecil ke Wonosobo. Dan kami mengitari Gunung
Sindoro. Naik Gunung, turun gunung, naik gunung lagi. Seperti nyanyian ninja hatori
(ada yang masih ingat serial kartun ini??) mendaki gunung lewati lembah…sungai
mengalir indah ke samudra…bersama teman bertualang….